Mozaik 4: Day 2 Menyatu dengan dinginnya malam Hari kedua rasanya tak kunjung datang, matahari tak kunjung terbit akibat tidur tidak nyenyak karena kedinginan. Angin malam begitu menusuk, padahal segala pakaian tebal sudah digunakan, tetap saja kedinginan. Ketika mulai fajar, segera saya keluar tenda untuk jalan-jalan menghangatkan badan. Beberapa teman yang lain mulai menyiapkan untuk memasak sesuatu. Hari sebelumnya anak ciwik2 pada rempong masak dengan hasil biasa saja. Haha. Dihina hina sama Teguh, dan akhirnya pagi ini dialah yang menjadi koki. Syukurlah karena dia cukup berpengalaman, masakan pagi ini cukup rapi dan lumayan. Disini kami juga menjadi belajar teknik teknik memasak di gunung, dibantu oleh Iqbal dan beberapa cewek cewek rempong lainnya. :3 Aklimatisasi Pada pagi itu kami sempat bercengkerama membahas hal hal ringan selama perjalanan. Dan disinilah saya mendapatkan ilmu, bagaimana caranya berbaur dengan hawa dingin di gunung. Seharusnya semua pendaki mengetahui...
Islam telah menyebar ke segala penjuru Dunia. Meskipun begitu bangunan masjid di setiap daerah atau negara cukup berbeda - beda. Contoh masjid di Turki yang terkenal dengan kubah dan tiang yang banyak. Masjid di China yang mirip dengan bangunan pagoda dan lain sebagainya. Begitupun di Indonesia, bangunan masjid diadaptasi disetiap daerahnya. Karena keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia sendiri jg banyak, maka bentuk dan rupa masjid di Indonesia juga beraneka ragam. Masjid yang memiliki bentuk asli buatan dalam negeri yang memiliki banyak pengaruh hingga saat ini adalah masjid jawa yang dibangun pada saat pendirian kerajaan demak yang diarsitek-i oleh sunan Kalijaga, yang terkenal dengan sebutan masjid demak yang masih berdiri hingga sekarang. Memiliki bentuk seperti pura, berundak tiga, dengan filosofi yang begitu dalam disetiap lekuknya. Beberapa sumber mengatakan, masjid sengaja dibuat seperti pura yang saat itu sangat umum pada masyarakat jawa yang ...